PERENCANAAN PEMBELAJARAN SD
PERENCANAAN PEMBELAJARAN SD
MODUL 2 MEMBUAT DAN MEMODIFIKASI
MODUL AJAR SD
Artikel kali ini merupakan catatan dari
pelatihan mandiri yang didapatkan melalui platform Merdeka Mengajar dengan
topik kurikulum yang dibawakan oleh bapak Isa Suhada seorang guru Sekolah Dasar.
Bapak dan ibu guru dapat mengunduh platformnya di playstore atau menuju link
berikut ini:
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Sering sekali bapak dan ibu guru melihat nilai
kuis atau tes untuk mengukur ketercapaian kompetensi murid. Cara lain apa yang
bisa dilakukan di kelas untuk mengukur tercapainya tujuan pembelajaran?
Kuis atau tes adalah cara yang tepat jika kompetensi yang ingin dicapai adalah pemahaman namun menjadi kurang tepat untuk kompetensi demonstrasi. Pemilihan bentuk kuis atau praktek bukan berdasarkan pada ketersediaan waktu melainkan pada tujuan pembelajarannya. Untuk kompetensi yang diukur adalah menceritakan kembali maka bisa menggunakan media seperti komik, gambar, video, rekam suara, dan sebagainya.
Murid dapat dikelompokkan berdasarkan minat dan kemampuan literasinya,
sehingga diferensiasi instruksi pun
dapat diberikan.
Seperti yang diketahui pada akhir fase murid
diharapkan mencapai TP: CP -> TP -> ATP.
Untuk mengetahui ketercapaian TP diperlukan
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), sehingga menjadi: (1) ATP -> Indikator-indikator TP (ITP)
ITP diturunkan dari
TP, dan TP diturunkan dari CP yang dirumuskan secara bertahap.
Contoh TP mapel SD di fase A:
Mengidentifikasi bilangan genap dan bilangan
ganjil berdasarkan konsep menggandakan.
TP dapat diturunkan menjadi ITP berikut:
- Mengelompokkan gambar dan menentukan bersisa atau tidak.
- Menentukan bilangan ganjil atau bilangan genap dari sebuah bilangan.
(2) ITP dapat diukur
dalam bentuk asesmen formatif atau sumatif. Dengan menentukan ITP maka pilihan asesmen
akan lebih tepat.
Setelah menentukan ITP maka perlu merancang
metode pengajaran untuk mencapai ITP tersebut. Aktivitas belajar seperti
belajar kelompok, diskusi, presentasi, menggunakan alat bantu, latihan mandiri dan
lain-lain dapat dipilih sesuai kebutuhan murid.
Dalam 1 TP dapat
diturunkan menjadi beberapa ITP. Beberapa ITP yang ditentukan adalah sebagai langkah-langkah untuk
mencapai TP.
Contoh lain dalam mapel Bahasa Indonesia, TP-nya
yaitu:
Pelajar mampu menulis teks argumentasi dengan menggunakan dalil dan bukti yang berasal
dari pengamatan, pengalaman, dan rujukan yang diketahuinya.
Tentunya murid tidak langsung mampu menulis teks argumentasi namun ada beberapa
kompetensi yang perlu dicapai sebelumnya. Sehingga ITP dapat berupa:
- Mampu membedakan fakta dan opini dalam teks
- Memahami mengenai struktur dan kebahasaan teks argumentasi
- Mampu mengembangkan kerangka berpikir argumentasi
- Mampu menulis teks argumentasi yang merujuk pada fakta meyakinkan
Kita dapat melihat bahwa ITP nomor 4
mencerminkan kriteria ketercapaian TP atau disebut (4) ITP kunci
sedangkan 1-3 adalah indikator pendukung
tercapainya TP.
Setelah ITP disusun maka selanjutnya adalah
merancang pembelajaran untuk mencapai ITP tersebut, misalnya melalui debat,
diskusi, riset mandiri, praktik menulis, membaca teks dan lain-lainnya.
Untuk mengetahui ketercapaian murid yaitu sudah
mahir atau perlu pendampingan lanjutan maka guru perlu membuat (5) kriteria ketercapaian TP dari ITP kunci. Kriteria ini
berfungsi sebagai:
- Refleksi proses pembelajaran
- Diagnosa tingkat kompetensi murid
Bukan sebagai standar minimim kompetensi.
Setiap murid bisa saja berada pada kriteria ketercapaian TP yang berbeda,
yaitu:
- Berkembang
- Layak
- Cakap
- Mahir
Ini hanya contoh, guru
bisa mengembangkan menjadi nama lain atau angka. Pengelompokan ini selanjutnya dibuat dalam
bentuk (6) rubrik. Rubrik tersebut
tersusun berdasarkan beberapa aspek hasil menulis seperti:
- Gagasan
- Organisasi dan struktur teks
- Bahasa
Sehingga dikatakan mahir jika:
Gagasan dapat
dipahami pembaca, memiliki ide pendukung yang kuat, penulis mengikuti Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI) dan struktur teks lengkap.
Dikatakan berkembang
jika:
Gagasan masih
sulit dipahami pembaca, memiliki ide pendukung yang kuat, penulis belum mengikuti Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI) dan hanya memuat dua
bagian dari struktur teks.
Masing-masing kriteria
ini dilengkapi menjadi rubrik yang utuh. Sehingga guru memiliki data dan informasi
tingkat penguasaan murid. Kriteria ini dapat berupa data kuantitatif seperti nilai produk, kuis dan tes berupa cakupan
angka atau data kualitatif deskripsi
seperti di atas. Hal ini bergantung pada:
- Tujuan pembelajaran
- Aktivitas pemebelajaran
- Asesmen yang dilaksanakan
Setiap murid tentunya akan mungkin memiliki
ketercapaian yang beragam misalnya dalam aspek gagasan seorang murid mencapai
tingkat mahir namun dalam tulisan PUEBI-nya mencapai tingkat layak.
Data-data ini perlu (7)
didokumentasikan dengan baik. Dokumentasi ini dapat berbentuk catatan
anekdot untuk menentukan tindak
lanjut yang sesuai seperti pendampingan atau asesmen teman sebaya. Data ini
menjadi (8) refleksi dan evaluasi
pembelajaran lanjutan.
Refleksi:
Selamat mencoba bapak dan ibu guru!
----------------------------------------
Penulis: Ida Bagus Suwardana, Ketua PKBM Taman Eden
Jimbaran
Kunjungi kami:
Instagram :
giridaharijimbaran
Youtube :
Sekolah Taman Eden Jimbaran
Facebook : Sekolah Taman Eden Jimbaran
Sumber gambar ilustrasi: Galeri Taman Eden Jimbaran
Komentar
Posting Komentar