MERDEKA BELAJAR

MERDEKA BELAJAR

MODUL 3 MENDAMPINGI MURID DENGAN UTUH DAN MENYELURUH

 

Artikel kali ini merupakan catatan dari pelatihan mandiri yang didapatkan melalui platform Merdeka Mengajar yang berisi pengembangan guru dalam bentuk pelatihan mandiri. Bapak dan ibu guru dapat mengunduh platformnya di playstore atau menuju link berikut ini:

guru.kemdikbud.go.id

Kodrat Keadaan

Pendidikan bergerak dinamis menyesuaikan yang terus bergerak dengan cepat. Sebagi guru, kita perlu mengantisipasi dan membaca arah perubahan tersebut. Pendidikan yang sesuai kodrat keadaan inilah yang harus kita berikan. Apakah Bapak dan Ibu Guru telah menyadari dan melaksanakannya?



Kodrat keadaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dasar pendidikan murid. Kodrat keadaan berada di sekitar murid dan guru. Kodrat keadaan terdiri dari dua hal yaitu kodrat alam dan kodrat zaman.

Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa segala perubahan yang terjadi pada murid dihubungkan dengan kodrat keadaan baik alam dan zaman.

Kodrat alam berhubungan dengan sifat dan bentuk lingkungan dimana murid belajar. Misalnya murid di daerah perkotaan berhubungan dengan kodrat alam perkotaan, sehingga guru dapat menghubungkan kodrat alam perkotaan dengan kegiatan pembelajaran. Inilah yang dimaksud dengan pembelajaran kontekstual yang mengaitkan setiap materi dengan konteks dimana murid berada.

Pembelajaran kontekstual sangat dibutuhkan oleh murid untuk membantu mereka menguatkan kodratnya.

Kodrat zaman berhubungan dengan isi dan irama pendidikan yang bergerak dinamis sesuai perkembangan zaman. Zaman sekarang dan zaman dulu sangat berbeda. Pendidik harus beradaptasi dengan kodrat zaman untuk membantu murid selamat dan bahagia.



Kemajuan pesat teknologi membuat cara belajar dan interaksi murid harus berubah. Jika guru tidak beradaptasi dengan hal ini maka murid akan kesulitan untuk mengikuti perkembangan zaman dan tidak mencapai pembelajaran yang berorientasi dengan kecapakan belajar abad yang berjalan.

Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa pengaruh-pengaruh dari luar hendaknya tetap dipilah mana yang sesuai dengan kearifan lokal sosial budaya Indonesia.

Pemilahan ini merupakan cara merespon yang dilakukan oleh guru yaitu menemukan cara berpikir kritis dalam menerima dan merespon semua informasi yang diterima murid. Berpegang pada budaya lokal Indonesia juga tetap dijalankan agar pengaruh luar tetap sesuai dengan nilai-nilai sosial budaya dan kemanusiaan bangsa Indonesia.

Untuk mewujudkan ini diperlukan prinsip-prinsip yang sesuai dan Ki Hadjar Dewantara menyebutnya dengan asan tri-kon, yaitu kontinyu, konvergen dan konsentris.

Kontinyu – kemajuan kebudayaan merupakan keharusan lanjutan langsung dari kebudayaan itu sendiri

Konvergen – kebudayaan menuju arah kesatuan kebudayaan dunia (kemanusiaan)

Konsentris – kebudayaan harus mempunyai karakteristik dan sifat kepribadian sendiri sebagai pusatnya dalam lingkungan kebudayaan dunia (kemanusiaan)



Maka dengan melakukan prinsip tri-kon diharapkan kebudayaan bangsa Indonesia tidak tertinggal oleh pengaruh luar bahkan dapat menjadi prinsip teguh menegakkan nilai-nilai yang luhur dan berjalan beriringan dengan kebudayaan lain serta tetap memiliki ciri khasnya sendiri.

Bagaimana Bapak dan Ibu Guru apakah kita telah memberikan pembelajaran berdasarkan kodrat keadaan murid? Apa yang dapat kita lakukan sebagai pendidik agar kodrat keadaan murid dapat menuntun kekuatan-kekuatan dan potensi pada murid?

 

Refleksi:

Ceritakan pengalaman Bapak dan Ibu Guru dalam menghadapi kodrat keadaan ini!

 

Penulis: Ida Bagus Suwardana, Ketua PKBM Taman Eden Jimbaran


Sumber gambar ilustrasi:

Galeri Taman Eden Jimbaran


Komentar

Postingan Populer