MERDEKA BELAJAR
MERDEKA BELAJAR
MODUL 2 MENDIDIK DAN MENGAJAR
Artikel kali ini merupakan catatan dari
pelatihan mandiri yang didapatkan melalui platform Merdeka Mengajar yang berisi
pengembangan guru dalam bentuk pelatihan mandiri. Bapak dan ibu guru dapat
mengunduh platformnya di playstore atau menuju link berikut ini:
Mendidik Menyeluruh
Apa pemahaman kita tentang pendidikan dan
pengajaran? Terkadang kita menggabungkan kedua istilah tersebut dengan satu
arti, hal ini akan mengaburkan makna yang sesungguhnya.
Pengajaran adalah suatu cara menyampaikan ilmu
atau manfaat bagi hidup anak-anak secara lahir maupun batin. Maka pengajaran
merupakan salah satu bagian dari pendidikan.
Sama halnya dengan mengajar adalah bagian dari mendidik. Sementara
pendidikan adalah tempat menaburkan benih-benih kebudayaan yang hidup dalam
masyarakat sekaligus sebagai instrumen tumbuhnya unsur peradaban. Pendidikan
adalah pewarisan kebudayaan di masa depan.
Pendidikan atau mendidik adalah cakupan yang
lebih luas dari pengajaran atau mengajar. Pendidikan adalah fondasi kebudayaan
sementara pengajaran adalah fondasi pengetahuan dan keterampilan.
“Pendidikan” sebagai “tuntunan” yaitu tuntunan dalam hidup tumbuhnya murid. - Ki Hadjar Dewantara.
Murid diciptakan sebagai makhluk yang memiliki
kodrat untuk mereka hidup dan tumbuh. Pendidik tidak dapat menentukan dan
berkehendak akan hidup tumbuhnya murid. Yang bisa pendidik lakukan adalah
menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan-kekuatan itu dengan mengerahkan segala
daya dan upaya untuk memajukan perkembangan murid yaitu budi pekerti, pikiran
dan jasmani untuk dapat memperbaiki perilakunya bukan dasar hidup dan tumbuhnya
itu.
Kodrat seorang murid tidak dapat diubah oleh
Guru, sebab Guru hanya menuntun tumbuh kodrat tersebut secara maksimal. Setiap
murid memiliki kodratnya masing-masing sejak mereka lahir.
Mendidik diumpamakan seperti petani padi dimana
petani hanya dapat mengusahakan kondisi yang terbaik agar padi dapat bertumbuh
sesuai kodratnya. Petani dapat memperbaiki keadaan tanaman padi seperti
mencangkul tanahnya agar gembur, memberi air dan pupuk serta menyiangi gulma.
Itu adalah ikhtiar terbaik yang dilakukan oleh petani. Namun, petani tidak
dapat merubah tanaman padi menjadi jagung.
"Anak-anak tumbuh berdasarkan kekuatan kodratnya yang unik, tidak mungkin pendidik mengubah padi menjadi jagung atau sebaliknya." - Ki Hadjar Dewantara.
Demikianlah tugas kita sebagai pendidik yang memberikan
ilmu tidak hanya pengetahuan tetapi juga keterampilan berpikir bahkan
kecerdasan batin yang akhirnya murid dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
hidup. Ilmu dan pengetahuan diperlukan sebagai bagian dari pendidikan sebagai
kunci untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup tersebut. Oleh karena
itu, pendidikan pikiran (intelektual) murid sebaiknya dibangun
setinggi-tingginya, seluas-luasnya dan selebar-lebarnya untuk mewujudkan
perikehidupan lahir dan batin dengan sebaik-baiknya.
Inilah tugas kita sebagai guru yaitu mendidik
secara menyeluruh agar murid bertumbuh kodratnya secara optimal. Memungkinkan
mereka untuk menjadi anak bangsa yang beradab dan bermartabat bagi bangsa
Indonesia.
Sebagai pendidik kita perlu cermat dalam
menempatkan pendidikan pikiran murid sesuai dengan konteks pendidikan nasional.
Setiap murid memiliki kekuatan-kekuatan yang memerlukan “tuntunan” orang
dewasa. Menuntun potensi murid agar ia semakin baik adabnya dan untuk
mendapatkan kecerdasan yang luas sehingga ia terlindungi dari pengaruh yang
dapat menghambat bahkan melemahkan tumbuhnya potensi atau kekuatan dirinya.
Tuntunan, kesempatan dan pengaruh dari luar ini
merupakan dua faktor penting agar kekuatan dalam diri murid dapat berkembang
dengan baik. Hal tersebut digambarkan seperti dua garis yang saling menyatu dan
tarik-menarik. Garis pertama adalah garis dasar yang menggambarkan potensi
murid dan garis kedua adalah garis keadaan yang menggambarkan kesempatan untuk
berkembang. Kedua garis ini saling berhubungan dan disebut konvergensi.
Guru hendaknya melihat situasi ini di kelas di
mana murid memiliki potensi dalam sebuah ruang keadaan. Potensi tersebut
dimungkinkan untuk tumbuh seluas-luasnya dengan cara mengkondisikan keadaan
sebaik dan sebenar-benarnya.
Buah dari “tuntunan” yang diberikan kepada murid adalah berkembangnya akal budi yang mendorongnya terciptanya kebudayaan. Kebudayaan bangsa ini yang menjadi ciri khas bangsa kita. Meskipun kita khawatir akan adanya kemajuan dan perubahan zaman akan menggerus akal budi manusia tetapi kebudayaan Indonesia ini akan tetap ada menjadi pilar utama dalam memajukan pendidikan nasional, contohnya kebudayaan gotong-royong membersihkan kelas yang melibatkan murid bahkan guru yang dapat menumbuhkan karakter dan sosial emosional.
Guru dapat memberikan praktik pembelajaran yang mengembangkan kerja sama, empati, menghargai sesama dan berkontribusi sosial kepada sesama sehingga murid dapat menemukan dan terbekali dengan kebudayaan-kebudayaan bangsa yang jika terus-menerus ditumbuhkan maka kebudayaan bangsa akan semakin kuat dan juga dapat membantu murid untuk hidupnya dan yang paling penting adalah untuk membantu keberlangsungan hidup bangsa Indonesia secara menyeluruh.
Bapak dan Ibu Guru, bagaimana dengan
pembelajaran di kelas hari ini? Apakah kita sudah memberikan pendidikan yang
menyeluruh atau hanya sebatas mengajar?
Refleksi:
Manakah peran yang dominan dilakukan Guru di kelas?
Mendidik
Mengajar
Mendidik dan mengajar
Penulis: Ida Bagus Suwardana, Ketua PKBM Taman Eden
Jimbaran
Sumber gambar ilustrasi:
Galeri Taman Eden Jimbaran
Komentar
Posting Komentar