MERDEKA BELAJAR
MERDEKA BELAJAR
MODUL 4 MENDIDIK DAN MELATIH
KECERDASAN BUDI PEKERTI
Artikel kali ini merupakan catatan dari
pelatihan mandiri yang didapatkan melalui platform Merdeka Mengajar yang berisi
pengembangan guru dalam bentuk pelatihan mandiri. Bapak dan ibu guru dapat
mengunduh platformnya di playstore atau menuju link berikut ini:
Teori Konvergensi dan
Pengaruh Pendidikan
Ki Hadjar Dewantara dengan cermat memilih
teori-teori dari dalam maupun luar negeri yang sesuai dengan kepribadian bangsa.
Seperti apa itu?
Pernahkan anda, seorang pendidik memilih murid
untuk ikut lomba olimpiade sains berdasarkan peringkat sains di kelas walaupun
murid itu tidak tertarik dengan sains, bahkan dia sebenarnya menyukai musik?
Pendidik tanpa sadar menggeneralisasi kemampuan
murid berdasarkan peringkat nilai. Apa betul seorang guru lebih tahu apa yang
diinginkan murid?
Teori konvergensi didasarkan atas dua teori
yaitu teori tabularasa dan teori negatif
Tabularasa – kodrat anak seperti kertas kosong
yang dapat ditulis oleh guru dengan pengatahuan dan wawasan yang diinginkan
guru
Negatif – kodrat anak seperti kertas yang
berisi penuh tulisan dan berbagi coretan
Ki Hadjar Dewantara tidak serta merta memilih
salah satu teori yang sudah berkembang namun menggabungkan kedua tori tersebut
menjadi teori konvergensi.
Menurut Ki Hadjar Dewantara bahwa kodrat manusia sebagai suatu kertas yang sudah terisi dengan tulisan-tulisan yang samar-samar dan belum jelas arti dan maksudnya.
Maka tugas pendidikan adalah membantu manusia
untuk menemukan kodratnya dengan cara menebalkan dan menjelaskan maksud dari
tulisan-tulisan samar tersebut dengan tuntunan terbaik. Teori konvergenti
menggambarkan manusia sebagai kertas yang berisi tulisan yang samar.
Teori konvergensi membagi budi pekerti (watak
manusia) menjadi dua bagian: biologis dan intelegibel.
Bagian biologis – tidak dapat berubah dan
menetap hingga dewasa, misalnya rasa takut, malu, kecewa, iri, berani dan
segala perasaan manusia
Intelegibel – dapat berubah karena pengaruh
keadaan dan lingkungan termasuk pendidikan, yaitu kecakapan dan keterampilan
pikiran dalam menyerap pengetahuan
Intelegibel dapat berubah dari ketidaktahuan
tentang pengetahuan menjadi tahu dan sadar. Contohnya seorang murid yang senang
(biologis) makan permen setelah dijelaskan oleh guru tentang bahaya gula yang
merusak email gigi maka akhirnya murid tersebut berhenti makan permen karena
mengetahui (intelegibel) bahayanya.
Kecerdasan pikiran membuat murid pandai
menimbang dan memikirkan sesuatu serta daat memperkuat kemauannya untuk
memutuskan yang baik dan benar. Contoh di atas menunjukkan bahwa pendidikan
dapat mempengaruhi bagian intelegibel dan biologis murid.
Sebagai pendidik jangan berputus asa untuk
membantu murid menguasai dirinya secara tetap dan kuat sehingga murid dapat
mengalahkan tabiat biologis yang kurang baik dan menebalkan watak-watak baik
yang dapat mengarahkan murid untuk memiliki budi pekerti yang baik.
Mari kita renungkan apakah kita sudah menyadari
kodrat anak? Apa yang dapat kita lakukan agar murid dapat menemukan budi
pekerti dalam hidupnya?
Refleksi:
Di manakah budi pekerti dapat dibentuk?
Penulis: Ida Bagus Suwardana, Ketua PKBM Taman Eden
Jimbaran
Kunjungi kami:
Instagram :
giridaharijimbaran
Youtube :
Sekolah Taman Eden Jimbaran
Facebook :
Sekolah Taman Eden Jimbaran
Sumber gambar ilustrasi: Galeri Taman Eden Jimbaran
Komentar
Posting Komentar