KURIKULUM

KURIKULUM

MODUL 1 KURIKULUM

 

Artikel kali ini merupakan catatan dari pelatihan mandiri yang didapatkan melalui platform Merdeka Mengajar dengan topik kurikulum yang dibawakan oleh ibu Itje Choodijah seorang pelatih guru dan praktisi pendidikan. Bapak dan ibu guru dapat mengunduh platformnya di playstore atau menuju link berikut ini:

guru.kemdikbud.go.id

Apa itu kurikulum?

Apakah bapak dan ibu guru tahu apa itu kurikulum? Apa kaitan kurikulum dengan pembelajaran?



Murid-murid zaman sekarang luar biasa berkembang oleh perubahan zaman. Kita dapat melihatnya dari pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan saat ini sangat unik dan meluas. Dari mana mereka dapatkan informasi seperti itu? Rasa ingin tahu mereka sangat tinggi. Keadaan ini yaitu kemajuan zaman terutama teknologi sangat mempengaruhi mereka, murid dapat menerima informasi dari berbagai sumber dan sekarang mau tidak mau guru pun harus belajar lagi agar bisa masuk dalam kehidupan mereka.

Murid hidup pada zaman dan keadaan yang sudah berbeda.

Kita perlu segarkan kembali tentang makna kurikulum yang merupakan jantungnya dari pendidikan. Pengertian kurikulum hingga sekarang ini tidak ada yang mengikat secara universal. Kurikulum itu kompleks dan multidimensi. Kurikulum dapat dimaknai dengan pengalaman pembelajaran dari awal hingga akhir.



Ralf Tyler mengungkapkan setidaknya ada 4 komponen dari kurikulum yaitu: tujuan, konten, metode dan evaluasi

Umumnya di berbagai negara membagi kurikulum menjadi 3 komponen: tujuan pembelajaran, panduan pedagogi dan panduan asesmen Ketiga komponen itulah yang diramu agar murid dapat memiliki pengalaman untuk mencapai kompetensi pembelajaran. Jelas di sini pusat dari kurikulum adalah murid.

Kemerdekaan murid dalam belajar merupakan jantung dari pengembangan kurikulum.

Kurikulum berperan sebagai pedoman dan acuan dalam pembelajaran maka fungsi kurikulum adalah untuk memandu guru dalam proses belajar murid. Peran dan fungsi kurikulum dapat kita optimalkan dalam kerangka:

  • Mewariskan nilai dan budaya yang relevan dengan zaman sekarang
  • Mengembangkan sesuatu yang dibutuhkan sekarang dan masa datang
  • Menilai dan memilih sesuatu yang relevan dan kontekstual sebagai kontrol sosal



Murid-murid kita yang beragam harus menjadi pijakan awal dalam pengembangan kurikulum sehingga kurikulum dapat digunakan oleh satuan pendidikan dimana satuan pendidikan itu berada. Oleh sebab itu kurikulum nasional harus dikembangkan di setiap satuan pendidikan, dimana bapak dan ibu guru adalah ujung tombaknya.

Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sesuai dengan zamannya.

Proyeksi pendidikan dari OECD tahun 2030 memaparkan 4 hal yaitu: kognitif, sikap, psikomotorik dan value. Saat ini kualitas literasi, numerasi, kesehatan mental dan sosial murid merupakan syarat utama yang diperlukan murid. Hal-hal ini diperlukan untuk membangun transformasi kompetensi dengan siklus belajar antisipasi, aksi dan refleksi menuju pembelajaran sepanjang hayat.



Transformasi pembelajaran pada paradigma baru menekankan pada materi yang esensial atau bermakna. Bukan menitikberatkan pada banyaknya materi tetapi materi bermaknya yang lebih mendalam. Siklus pembelajaran tersebut dapat dilakukan salah satunya dengan metode inkuiri yang menekankan rasa ingin tahu sebagai dorongan belajar murid. Rasa ingin tahu perlu dimunculkan pada diri murid kemudian digabungkan dengan percakapan yang merupakan bagian dari pembelajaran. Pertanyaan-pertanyaan terbuka seperti: Apa? Mengapa? Bagaimana? Dikembangkan sebagai bagian dari cara guru menstimulasi murid mencapai tujuan pembelajaran sehingga murid dapat mengeksplorasi apa yang mereka ketahui dan berkelanjutan ke dalam penyelidikan-penyelidikan yang mereka dapat lakukan.

Siklus belajara inkuiri adalah sebagai berikut:

  1. Menyalakan rasa ingin tahu murid – untuk menstimulasi imajinasi pikiran murid
  2. Mencari tahu - melalui eksplorasi data, fakta dan bukti yang dapat mereka temukan hingga menemukan informasi baru dengan beragam keterampilan yang mereka miliki
  3. Memilah – mengorganisasi, menganalisa, menerjemahkan, mengkomunikasikan apa yang murid pelajari dengan berfokus kepada peningkatan berpikir kritisnya
  4. Koneksi – menghubungkan dengan topik lain yang terkait dengan konteks diri murid dan lingkungannya
  5. Mengambil makna – menyelami, mendalami dan mendorong murid mengambil makna esensial bagi dirinya dan juga menyelami rasa ingin tahu murid lebih jauh lagi dari pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab dalam diri mereka
  6. Aksi – tindakan merefleksikan apa yang dipelajari murid dan membuat aksi nyata dari pembelajaran bermakna yang didapatkan murid, muncul dari inovasi internal yang muncul dari diri murid

Dan yang tidak kalah penting adalah pengembangan karakter murid berdasarkan nilai-nilai Pancasila untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila melalui pembelajaran berbasis proyek. Sehingga murid dapat diharpkan dapat memberikan dampat positif bagi dirinya dan lingkungan sekitarnya.

 

Refleksi:

Setelah mempelajari peran dan fungsi kurikulum ini, apa yang dapat dilakukan bapak dan ibu guru untuk mengembangkan pendidikan yang berpihak pada murid?


----------------------------------------

Penulis: Ida Bagus Suwardana, Ketua PKBM Taman Eden Jimbaran

Kunjungi kami:

Instagram            : giridaharijimbaran

Youtube               : Sekolah Taman Eden Jimbaran

Facebook            : Sekolah Taman Eden Jimbaran

Sumber gambar ilustrasi:

  1. Galeri Taman Eden Jimbaran
  2. https://www.oecd.org/education/2030-project/

Komentar

Postingan Populer